BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada saat
ini pertumbuhan penduduk indonesia secara alami terus meningkat dan tak
bisa terbendung lagi yang mengakibatkan kebutuhan pangan secara tidak langsung
akan meningkat juga, oleh karena itu maka harus ada langkah – langkah yang
harus dilakukan agar ketahanan pangan nasional dapat terjaga stabil, langkah –langkah
tersebut baik saat produksi pangan maupun pengolahan pangan.
Agar tercapai ketersediaan
pangan bagi suatu keluarga, masyarakat
bahkan secara nasional setiap badan yang bersangkutan harus menyediakan pangan
dalam jumlah yang cukup, tersedia setiap saat, serta memenuhi gizi yang cukup
dan berimbang. Hal ini sesuai dengan Ayat 17 Pasal 1 Undang-undang No. 7 tahun 1996
tentang pangan dan Kesepakatan Roma mengenai pangan dari Badan Pangan
Perserikatan Bangsa-bangsa. Kelebihan pangan disuatu daerah atau negara harus
dibawa ke daerah atau negara lain. Transportasi, agar bahan tetap baik sampai tujuan walaupun jaraknya
jauh akan memerlukan pengemasan yang baik.
Bahan pangan juga harus tetap baik serta tidak timbul susut berat maupun
mutu selama belum dikonsumsi. Bahan pangan juga harus tahan disimpan sampai panen yang akan datang. Tempat penyimpanan harus baik, serta terjaga
sirkulasi udara didalamnya agar suhu dan kelembaban memenuhi syarat. Sejalan dengan pendapat di atas maka bahan harus diawetkan. Berbagai perlakuan
diterapkan agar bahan pangan tetap awet, antara lain pengurangan kadar air, dan
pemberian senyawa kimia. Masyarakat di pedesaan secara tradisional telah
mengenal cara-cara pengawetan pangan, antara lain pengeringan, pemberian asam,
garam, dan gula serta pengasapan. Dengan demikian teknologi pangan merupan
pendukung utama ketersediaan pangan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Adakah
dampak Ilmu Alamiah dan Teknologi terhadap ketahanan daya tahan pangan ?
BAB II
PEMBAHASAN
Sejak manusia dapat berbudidaya tanaman dan hewan, hasil produksi panen menjadi berlimpah. Namun bahan-bahan tersebut ada yang
cepat busuk, makanan yang disimpan
dapat menjadi rusak, misalnya karena oksidasi atau benturan. Contohnya lemak menjadi tengik karena mengalami reaksi oksidasi radikal
bebas. Untuk menangani hal
tersebut, manusia melakukan pengawetan pangan,
sehingga bahan makanan dapat
dikonsumsi kapan saja dan dimana saja, namun dengan batas kadaluarsa, dan kandungan kimia dan bahan makanan dapat dipertahankan. Selain itu, pengawetan makanan juga dapat
membuat bahan-bahan yang tidak dikehendaki seperti racun alami dan sebagainya yang harus dinetralkan atau disingkirkan dari bahan
makanan tersebut.
Pangan merupakan kebutuhan pokok yang paling
utama sebab tanpa pangan manusia akan mati, kelestarian hidupnya terancam, dan
manusia berupaya untuk menjauhkan diri dari kematian. Alam menyediakan
macam-macam kebutuhan pangan yang sangat melimpah. Seiring dengan berjalannya
waktu kini manusia mulai mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi yang memliki
dampak yang cukup besar dalam meningkatkan daya tahan pangan, sehingga daya
tahan pangan tersebut dapat bertahan dalam
waktu yang cukup lama. Upaya yang manusia lakukan untuk meningkatkan daya tahan
pangan yang telah disediakan oleh alam tersebut mula-mula menggunakan teknologi
yang sangat sederhana, makin hari makin maju. Kini IPTEK telah mampu
menyumbangkan hal positif berhubungan dengan pemenuhan pangan, contohnya antara
lain :
1. Pendinginan
Teknik ini adalah teknik yang paling terkenal karena sering digunakan oleh masyarakat umum di desa dan di kota. Konsep dan teori dari sistem pendinginan adalah memasukkan makanan pada tempat atau ruangan yang bersuhu sangat rendah. Untuk mendinginkan makanan atau minuman bisa dengan memasukkannya ke dalam kulkas atau lemari es atau bisa juga dengan menaruh di wadah yang berisi es.
Biasanya para nelayan menggunakan wadah yang berisi es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Di rumah-rumah biasanya menggunakan lemari es untuk mengawetkan sayur, buah, daging, sosis, telur, dan lain sebagainya. Suhu untuk mendinginkan makanan biasa biasanya bersuhu 15 derajat celsius. Sedangkan agar tahan lama biasanya disimpan pada tempat yang bersuhu 0 sampai -4 derajat selsius.
Teknik ini adalah teknik yang paling terkenal karena sering digunakan oleh masyarakat umum di desa dan di kota. Konsep dan teori dari sistem pendinginan adalah memasukkan makanan pada tempat atau ruangan yang bersuhu sangat rendah. Untuk mendinginkan makanan atau minuman bisa dengan memasukkannya ke dalam kulkas atau lemari es atau bisa juga dengan menaruh di wadah yang berisi es.
Biasanya para nelayan menggunakan wadah yang berisi es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Di rumah-rumah biasanya menggunakan lemari es untuk mengawetkan sayur, buah, daging, sosis, telur, dan lain sebagainya. Suhu untuk mendinginkan makanan biasa biasanya bersuhu 15 derajat celsius. Sedangkan agar tahan lama biasanya disimpan pada tempat yang bersuhu 0 sampai -4 derajat selsius.
2. Pengasapan
Cara pengasapan adalah dengan menaruh makanan dalam kotak yang kemudian diasapi dari bawah.
Teknik pengasapan sebenarnya tidak membuat makanan menjadi awet dalam jangka waktu yang lama, karena diperlukan perpaduan dengan teknik pengasinan dan pengeringan.[1]
Cara pengasapan adalah dengan menaruh makanan dalam kotak yang kemudian diasapi dari bawah.
Teknik pengasapan sebenarnya tidak membuat makanan menjadi awet dalam jangka waktu yang lama, karena diperlukan perpaduan dengan teknik pengasinan dan pengeringan.[1]
.[1] dataiptek.blogspot.com/2013/02/cara-pengasapan-daging.html
3. Pengalengan
Sistem yang satu ini memasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara. .[2]
Sistem yang satu ini memasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara. .[2]
4. Pengeringan
Mikro organisme menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah mungkin dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya. Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan makanan. .[3]
Mikro organisme menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah mungkin dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya. Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan makanan. .[3]
.[2]
id.wikipedia.org/wiki/Pengalengan
.[3]
majarimagazine.com/2008/12/teknologi-pengeringan-bahan-makanan
5. Pemanisan
Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya. .[4]
Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya. .[4]
6. Pengasinan
Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga dengan sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk makanan. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan pengeringan. [5]
Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga dengan sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk makanan. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan pengeringan. [5]
.[4]
adiozh.wordpress.com/2010/11/16/pengawetan-makanan/
7. Teknologi Nuklir
Penggunaan
teknologi nuklir dalam pengawetan makanan dinilai lebih aman dan ramah
lingkungan dibandingkan dengan pengawetan konvensional. Sedikitnya terdapat 12
jenis pangan yang telah dilakukan proses iradiasi. Jenis radiasi yang digunakan adalah radiasi
berenergi tinggi yang disebut radiasi pengion, karena menimbulkan ionisasi pada
materi yang dilaluinya. Proses iradiasi tidak akan meninggalkan residu apapun, baik
pada bahan yang disinari, maupun yang berada di sekitarnya, sehingga proses
tersebut benar-benar aman, bersih dan ramah lingkungan. Lembaga itu memaparkan
aplikasi iradiasi pada bahan pangan adalah antara lain menunda proses
pematangan buah, mencegah perkembangbiakan serangga, dekontaminasi bakteri
patogen tidak berspora, serta sterilisasi bahan pangan untuk keperluan khusus.[6]
KESIMPULAN
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memiliki andil (dampak) yang sangat
besar terhadap daya tahan pangan.
Sehingga daya tahan makanan (pangan)
menjadi lebih lama, tidak mudah
membusuk dan dapat dinikmati oleh manusia kapan saja dan dimana saja. Dan diantara cara-cara
yang digunakan manusia dalam meningkatkan daya tahan pangan antara
lain :
1.
Pendinginan
2.
Pengasapan
3.
Pengalengan
4.
Pengeringan
5.
Pemanisan
6.
Pengasinan
7.
Teknologi
nuklir
DAFTAR
PUSTAKA
1.
dataiptek.blogspot.com/2013/02/cara-pengasapan-daging.html
2.
id.wikipedia.org/wiki/Pengalengan
3. majarimagazine.com/2008/12/teknologi-pengeringan-bahan-makanan
4.
adiozh.wordpress.com/2010/11/16/pengawetan-makanan/
http://www.solopos.com/2013/04/04/teknologi-nuklir-lebih-aman-awetkan-makanan-393629
No comments:
Post a Comment