FILSAFAT UMUM
DEFINISI DAN
KARAKTERISTIK
FILSAFAT UMUM
BAB 1
Pendahuluan
a. Latar belakang
Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan taufiq, rahmat
dan hidayahnya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini denga tepat waktu.
Shalawat dan salam tak lupa kami curahkan pada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah
membawa kita keluar dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang
seperti sekarang ini.
Filasafat merupakan induk dari semua ilmu
pengetahun dan juga merupakan sebuah
ilmu yang membahas tentang persoalan
kebenaran hakiki. Adapun Endang
syaifuddin ansori menjelaskan filasafat adalah hasil pemikiran manusia
tentang hakikat semua yang ada secara radikal, integral, dan sistematis.
Filsafat disebut juga sebagai suatu
ilmu pengetahuan yang bersifat eksistensial, artinya sangat erat hubungannya
dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahkan justru filsafatlah yang jadi motor
penggerak kehidupan kita sehari-hari baik sebagai manusia pribadi maupun
sebagai manusia kolektif dalam bentuk sesuatu masyarakat atau bangsa.
b. Rumusan masalah
1. Apakah filsafat itu?
2. Bagaimana bentuk karakteristik filsafat?
3. Apa ciri-ciri dari filsafat?
BAB II
PENJELASAN
1. PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian filsafat dapat di tijau dari 2 segi :……..
1. ETIMOLOGI
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.
Pengertian filsafat dapat di tijau dari 2 segi :……..
1. ETIMOLOGI
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.
Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia.
Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia
seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut"filsuf".
2.ARTI TERMINOLOGI
Arti terminologi maksudnya arti yang di kandung oleh istilah-istilah stemen “filsafat”.
• Menurut plato, filsafat adalah pengaturan yang terminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
• Menurut Aristoteles filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang tekadang di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik dan estetika (filsafat keindahan).
• Hasbullah Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai keutuhan alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya telah di capai pengetahuan itu.
Adapun ahli Mudhofir (1996) memberikan arti filsafat sangat beragam:
- Filsafat sebagai suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta, sikap secara filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu tersedia menunjau suatu problem dari semua sudut pandang.
- Filsafat sebagai suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif (mendalam), penyelidikan yang menggunkan alasan, berpikir secara hati-hati dan teliti.
- Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh mencoba menggantungkan beberapa kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pedagang dunia yang konsisten.
Jadi dari batasan-batasan di atas tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya. [1]
Arti terminologi maksudnya arti yang di kandung oleh istilah-istilah stemen “filsafat”.
• Menurut plato, filsafat adalah pengaturan yang terminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
• Menurut Aristoteles filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang tekadang di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik dan estetika (filsafat keindahan).
• Hasbullah Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai keutuhan alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya telah di capai pengetahuan itu.
Adapun ahli Mudhofir (1996) memberikan arti filsafat sangat beragam:
- Filsafat sebagai suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta, sikap secara filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu tersedia menunjau suatu problem dari semua sudut pandang.
- Filsafat sebagai suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif (mendalam), penyelidikan yang menggunkan alasan, berpikir secara hati-hati dan teliti.
- Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh mencoba menggantungkan beberapa kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pedagang dunia yang konsisten.
Jadi dari batasan-batasan di atas tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya. [1]
![]() |
B. Karakteristik
filsafat
Sesuai dengan definisi Endang syaifuddin ansori
bahwa filasat adalah meliputi tentang
hakikat semua yang ada secara radikal, integral, dan sistematis. Dari
pengertian tersebut secara tidak langsung telah dijelaskan tentang
karakteristik filsafat yang meliputi radikal, integral dan sistematis.
Berfilsafat adalah berfikir, namun
tidak semua berfikir adalah berfilsafat. Berfikir filsafat mempunyai
karakteristik atau ciri-ciri khusus. Bermacam-macam buku menjelaskan cirri-ciri
berfikir filsafat dengan bermacam-macam pula. Tidak lain diantaranya akan
dijelaskan sebagai berikut.
- Radikal
Berfilsafat
berarti berfikir radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena berfikir
secara radikal, ia tidak akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas
tertentu. Keradikalan berfikirnya itu akan senantiasa mengobarkan hasratnya
untuk menemukan realitas seluruh kenyataan, berarti dirinya sendiri sebagai
suatu realitas telah termasuk ke dalamnya sehingga ia pun berupaya untuk
mencapai akar pengetahuan tentang dirinya sendiri. .
Telah jelas
bahwa artinya berfikir radikal bisa diartikan berfikir sampai ke akar-akarnya,
tidak tanggung-tanggung, sampai kepada konsekuensinya yang terakhir. Berfikir
itu tidak setengah-setengah, tidak berhenti di jalan tetap terus sampai ke
ujungnya.
Berfikir
radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau menjungkirbalikkkan segala
sesuatu, melainkan dalam arti sebenarnya, yaitu berfikir secara mendalam. Untuk
mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berfikir radikal justru hendak
memperjelas realitas.
- Integral
Integral yang
berarti mempunyai kecenderungan untuk memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai
suatu keseluruha atau filsafat memandang objeknya secara integral.
3.
Sistematis
Sistematis
disini artinya susunan dan urutan (hierarki), juga kaitan suatu masalah dengan
materi atau masalah lain yang terdapat pada filsafat. Lantas, apa yang dimaksud
dengan materi atau permasalahn filsafat dan bagai mana susunan dan hubungan
satu masalah dengan masalah yang terjadi?
Menurut
Langeveld (1959) mengajukan tiga masalah
pokok dalam filsafat yang melahirkan jenis jenis filsafat, disebut
dengan problematika filsafat. Ketiga masalah tersebut antara lain:
a.
Masalah
mengenal dan mengetahui atau cognition
b.
Masalah
segala sesuatu atau metafisika
c.
Masalah
penilaian dan aksiologi
- Ciri-ciri filsafat
Menurut Clarence I. Lewis seorang
ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi
dari bekerjanya akal.[1][1]
Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses refleksi adalah berbagai kegiatan
atau problema kehidupan manusia. Kegiatan atau problem
tersebut terdapat beberapa ciri yang dapat mencapai derajat pemikiran filsafat
yaitu:
- Sangat umum dan universal
Pemikiran filsafat mempunyai
kecenderungan sangat umum dan tingkat keumumannya sangat tinggi[2][2].
Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan obyek-obyek khusus, akan
tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum. Misalnya tentang
manusi, tentang keadilan , tentang kebebasan dan lainnya.
- Tidak faktual
Pengertian tidak factual kata
lainnya adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang
masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan ada bukti. Hal ini sebagai
sesuatu hal yang melampaui batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah.
c.
Bersangkutan dengan nilai
C.J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat
merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta yang disebut
penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian adalah tentang yang baik dan yang
buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk
mempertahankan nilai.[3][3]
- Berkaitan dengan arti
di atas telah dikemukakan bahwa
nilai selalu dipertahankan dan dicari. Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya
penuh dengan arti. Agar upaya para filosof dalam mengungkapkan ide-idenya agar
syarat dengan arti, maka para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat
yang logis dan bahasa yang tepat(ilmiah), kesemuanya itu berguna untuk
menghindari adanya kesalahan.
- Implikatif
Pemikira filsafat yang baik dan
terpilih selalu mengandun implikasi (akibat logis), dan dari implikasi tersebut
diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru, sehingga akan terjadi proses
pemikiran yang dinamis: dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan
seterusnya….sehingga tiada habis-habisnya. Pola pemikiran yang implikatif
(dialektis) akan dapat menyuburkan intelektual.
PENUTUP
- Kesimpulan
. Dan pada intinya berfikir filsafat adalah
mengejar kejelasan berarti harus berjuang dengan gigih untuk mengeliminasi
segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur, dan yang gelap, bahkan juga serta rahasia
dan berupa teka-teki. Tanpa kejelasan, filsafat pun akan menjadi yang mistik,
serba rahasia, kabur, gelap dan tak mungkin dapat menggapai kebenaran. Jelas
terlihat bahwa berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk
mendapatkan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan pengertian dan
kejelasan seluruh realitas. Perjuangan mencari kejelasan itu adalah satu sifat
dasar filsafat.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Endang
saifuddin. 1981. Ilmu, filsafat dan agama. Bandung: bina ilmu
Achmadi,
Asmoro. 1995. Filsafat umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hadiwijono,
Harun. 1980.Sari sejarah filsafat barat. Yogyakarta: penerbit kanisius
Saefullah,
Djadja. 2004. Pengantar filsafat. Bandung: PT Refika Aditama
Sutardjo.
2006. Pengantar filsafat. Bandung: PT Rafika Aditama
No comments:
Post a Comment