Kebijakan Pendidikan Nasional
A.
Pengertian
Kebijakan Pendidikan
· Kebijakan :
Kebijakan
(policy) seringkali disamakan dengan istilah seperti politik,program,
keputusan, undang-undang, aturan, ketentuan-ketentuan, kesepakatan, konvensi,
dan rencana strategis.
Berikut adalah definisi kebijakan.
a)
United Nations (1975) : Suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman
bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktifitas
–aktivitas tertentu atau suatu rencana(Wahab, 1990).
b) James E. Anderson (1978) : perilaku dari
sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor
dalam suatu bidang kegiatan tertentu (Wahab, 1990).
c)
Prof. Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt : a standing decision
characterized by behavioral consistency and repetitiveness on the part of both
those who make it and those who abide by it (Jones, 1997).
Dapat disimpulakan bahwa kebijakan
pendidikan adalah suatu produk yang dijadikan sebagai panduan pengambilan
keputusan pendidikan yang legal-netral dan disesuaikan dengan lingkugan hidup
pendidikan secara moderat.
B.
Fungsi
Kebijakan dan Pendidikan
kebijakan
pendidikan dibuat untuk menjadi pedoman dalam bertindak, mengarahkan kegiatan
dalam pendidikan atau organisasi atau sekolah dengan masyarakat dan pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, kebijakan merupakan garis umum untuk bertindak bagi
pengambilan keputusan pada semua jenjang pendidikan atau organisasi.
C.
Karakteristik
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan memiliki
karakteristik yang khusus, yakni:
1.
Memiliki
tujuan pendidikan
2.
Memenuhi
aspek legal-formal
3.
Memiliki
konsep operasional
4.
Dibuat
oleh yang berwenang
5.
Dapat
dievaluasi
6.
Memiliki
sistematika
Inovasi Model Pembelajaran
A.
Pengertian
Inovatif/Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal
dari kata latin, Innovation yang berarti pembaharuan dan perubahan.
Inovasi adalah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah perbaikan yang lain
atau berbeda dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana
(tidak secara kebetulan saja).
B.
Ciri-Ciri Sebuah Model Mengajar (Pembelajaran)
Menurut para
ahli, suatu model mengajar dianggap baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. memiliki prosedur yang sistematik, untuk memodifikasi perilaku siswa.
2. hasil belajar ditetapkan secara khusus,
3. penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif.
4. ukuran keberhasilan,
5.
interaksi dengan
lingkungan,
C. Fungsi Dari Model
Mengajar (Pembelajaran)
Menurut Chauhan (1979), ada beberapa fungsi
dari model mengajar, antara lain:
1. pedoman
2. pengembangan kurikulum.
3. menetapkan bahan-bahan pengajaran,
4. membantu perbaikan dalam mengajar,
5. mendorong atau memotivasi terjadinya perubahan tingkah laku pada
peserta didik secara maksimal sesuai dengan bakat, minat atau kemampuan
masing-masing.
D.
Tujuan Inovasi
Pendidikan
Tujuan
inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan
efektivitas sarana serta jumlah pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria
kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan
sumber, tenga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Profesionalisme Guru
A. Konsep Profesionalisme Guru
Profesionalisme
guru adalah suatu tingkat penampilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan sebagai
guru yang didukung dengan keterampilan dan kode etik.
Peran guru
profesional yaitu sebagai :
1.
designer
(perancang pembelajaran),
2.
edukator
(pengembangan kepribadian),
3.
manager
(pengelola pembelajaran),
4.
administrator
(pelaksanaan teknis administrasi), s
5.
upervisor
(pemantau),
6.
inovator
(melakukan kegiatan kreatif),
7.
motivator
(memberikan dorongan),
8.
konselor
(membantu memecahkan masalah),
9.
fasilitator
(memberikan bantuan teknis dan petunjuk), dan
10.
evaluator
(menilai pekerjaan siswa)
Guru yang profesional harus memiliki
empat kompetensi[[1]],
di antaranya yaitu:
1.
Kompetensi pedagogik,
2.
Kompetensi
kepribadian
3.
Kompetensi sosial
4.
Kompetensi
profesionalisme
MOTIVASI
DALAM PEMBELAJARAN
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari
luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari
luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai.
Salah satu karakteristik
penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai pendidik
adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak
didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi
individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan
potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki
kesempatan untuk mengembangkan secara optimal potensi yang ada pada dirinya.
Akibat penanganan salah seperti yang dilakukan oleh sistem persekolahan saat
ini kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang. Individu-individu yang cerdas
tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.
Jenis-Jenis
Kecerdasan
Howard Gardner (1983) mengemukakan bahwa pada
dasarnya manusia memiliki tujuh jenis kecerdasan dasar yaitu :
Ø Kecerdasan
bahasa
Ø Kecerdasan
matematis logis
Ø Kecerdasan
spasial
Ø Kecerdasan
kinestetis jasmani
Ø Kecerdasan
musikal
Ø Kecerdasan
interpersonal
Ø Kecerdasan
intrapersonal
Terakhir, Gardner menambahkan satu kecerdasan
lagi yaitu kecerdasan naturalis.
Implementasi teori kecerdasan ganda
dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen sistem
persekolahan sebagai berikut :
1. Orang
tua murid
2. Guru
3. Kurikulum
dan fasilitas
4. Sistem
penilaian
DAMPAK
IPTEK DALAM DUNIA PENDIDIKAN
a.
Dampak Positif
1.
Munculnya Media Massa,
2.
Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru,
3.
Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.
4. Adanya
sistem pengolahan data hasil penilaian dengan teknologi.
5. Pemenuhan
kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat.
Khususnya
dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
perkembangan IPTEK, yaitu :
1.
Pembelajaran menjadi lebih efektif, simulatif dan menarik
2.
Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / Kompleks
3.
Mempercepat proses yang lama
4.
Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi
5.
Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan
b. Dampak Negatif
Disamping dampak positif yang ditimbulkan
oleh perkembangan IPTEK, juga akan muncul dampak negatif yang akan ditimbulkan
oleh perkembangan IPTEK dalam proses pendidikan, antara lain ;
1. Siswa
menjadi malas belajar
2. Terjadinya
pelanggaran Asusila.
3.
Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pengetahuan yang disalah gunakan oleh pelajar.
4. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang
memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran, sehingga membuat siswa
menjadi malas.
5. Kerahasiaan
alat tes untuk pendidikan semakin terancam
6. Penyalahgunaan
pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
7. Adanya
penyalahgunaan system pengolah data yang menggunakan Teknologi.
PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH
Pendidikan agama islam adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama islam, dibersamai dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar ummat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa
(kurikulum PAI, 3: 2002).
Fungsi
Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah menurut Abdul Majid, dan Dian
Andayani, dalam bukunya Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompotensi, yakni
sebagai berikut:
- Pengembangan,
- Penanaman
nilai,
- Penyesuaian
mental
- Perbaikan,.
- Pencegahan,
- Pengajaran,
- Penyaluran,
PENDIDIKAN
NILAI
Nilai merupakan
rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Sejalan dengan definisi itu
maka hakikat dan makna nilai adalah berupa norma, etika,
peraturan, undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang
memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang dalam menjalani
kehidupannya. Nilai bersifat abstrak, berada di balik fakta, memunculkan
tindakan, terdapat dalam moral seseorang. muncul sebagai ujung proses
psikologis, dan berkembang ke arah yang lebih kompleks.
Pendidikan Nilai
adalah pendidikan yang mempertimbangkan objek dari sudut moral dan sudut
pandang non moral, meliputi estetika, yakni menilai objek dan sudut pandang
keindahan dan selera pribadi, dan etika yaitu menilai benar atau salahnya dalam
hubungan antar pribadi.
Pendidikan
Nilai adalah proses bimbingan melalui suri tauladan pendidikan yang
berorientasi pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang di dalamnya mencakup
nilai agama, budaya, etika, dan estetika menuju pembentukan pribadi peserta
didik yang memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian yang utuh, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, dan negara.
Delapan
pendekatan dalam pendidikan nilai atau budi pekerti, yaitu:
(1)
Evocation; yaitu pendekatan agar peserta didik diberi kesempatan dan
keleluasaan untuk secara bebas mengekspresikan respon afektifnya terhadap
stimulus yang diterimanya.
(2)
Inculcation; yaitu pendekatan agar peserta didik menerima stimulus yang
diarahkan menuju kondisi siap.
(3)
Moral Reasoning; yaitu pendekatan agar terjadi transaksi intelektual
taksonomik tinggi dalam mencari pemecahan suatu masalah.
(4)
Value clarification; yaitu pendekatan melalui stimulus terarah agar
siswa diajak mencari kejelasan isi pesan keharusan nilai moral.
(5)
Value Analysis; yaitu pendekatan agar siswa dirangsang untuk melakukan
analisis nilai moral.
(6)
Moral Awareness; yaitu pendekatan agar siswa menerima stimulus dan
dibangkitkan kesadarannya akan nilai tertentu.
(7)
Commitment Approach; yaitu pendekatan agar siswa sejak awal diajak
menyepakati adanya suatu pola pikir dalam proses pendidikan nilai.
(8)
Union Approach; yaitu pendekatan agar peserta didik diarahkan untuk
melaksanakan secara riil dalam suatu kehidupan.
HOMESCHOOLING SEBAGAI
PENDIDIKAN ALTERNATIF UNTUK ANAK
Pengertian umum homescooling adalah model
pendidikan dimana keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas
pendidikan anak-anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikanya.
Jenis-Jenis
Homescooling
a)
Homeschooling Tunggal
Pada homeshooling tunggal peran orang tua
sangatlah penting sebagai pembimbing, teman belajar ataupun penilai.
b) Homeschooling majemuk
Homeschooling
ini dapat merangsang insting sosial anak karena melibatkan anak-anak lain. Anak
akan terpacu pula untuk berkompetisi sehingga akan timbul semangat bersaing
untuk berprestasi.
c) Komunitas Homeschooling
Sebagai satuan
pendidikan nonformal, komunitas homeschooling dapat menyelenggarakn ujian
kesetaraan. Hal ini sesuai dengan uu 20/2003 pasal 26 ayat 6.
Peserta didik
yang mengikuti komunitas homeschooling ini
memiliki ruang gerak sosialisasi yang lebih luas dibandingkan dengan
homeschooling lainnya.
Problematika Pengembangan Kualitas Pendidikan Islam
Masalah pendidikan Islam timbul karena dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal.
1. Faktor internal
a. Meliputi
manajemen pendidikan Islam yang pada umumnya belum mampu menyelenggarakan
pembelajaran dan pengelolaan pendidikan yang efektif dan berkualitas.
b. Faktor
kompensasi profesional guru yang masih sangat rendah.
c. Faktor
kepemimpinan,
2. Faktor eksternal
a. Adanya perlakuan diskriminatif pemerintah terhadap pendidikan Islam.
b. Dapat dikatakan
bahwa paradigma birokrasi tentang pendidikan Islam selama ini lebih didominasi
oleh pendekatan sektoral dan bukan pendekatan fungsional.
c. Adanya diskriminasi masyarakat terhadap pendidikan Islam.
No comments:
Post a Comment