Monday, 19 January 2015


MAKALAH 

MANFAAT PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN

 PENYUSUNAN PROGRAM PENDIDIKAN

BAGI GURU

 


  
BAB I
PENDAHULUAN
            Kita berbicara mengenai pengertian, manfaat Perencanaan dan Penyusunan Program Pendidikan dalam rangka mempermudah dalam menjalankan atau mengemban tugas guru itu sendiri. Hal ini berguna yakni agar tidak terjadi kekacauan dalam masalah menjalankan tugasnya sebagai guru. Rencana atau perencanaan adalah suatu pedoman untuk dilaksanakan dimasa yang akan datang agar tercipta sesuatu yang optimal atau sesuai dengan apa yang diinginkan tentunya hal ini tidak lepas dari penyusunan program pendidikan yang baik dan tentunya tidak lepas dari kompetensi atau kemampuan dari seorang guru. Kemampuan atau kompetensi guru harus memperlihatkan prilaku yang memungkinkan mereka yang menjalankan tugas profesional dengan cara yang paling diingini, tidak sekedar menjalankan kegiatan pendidikan bersifat rutinitas.
            Guru melaksanakan tugas tidak untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk kepentingan Negara yaitu mendidik anak bangsa. Guru melaksanakan tugas mendidik dan mengajar, tidak karena takut kepada pimpinan atau atasannya secara birokratis, tetapi karena kesadaran mengemban jabatan profesional guru atas dasar kemampuan  atau kompetensi yang dimilikinya.
            Oleh karena itu, guna mendapatkan pemahaman yang benar tentang masalah ini sehingga kami ingin membahasnya secara mendalam melalui makalah yang sederhana ini. Dengan judul Manfaat Perencanaan Pendidikan dan Penyusunan Program Pendidikan Bagi Guru. Dengan makalah yang sederhana ini mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua dalam rangka untuk pehaman yang benar mengenai hal ini. Berpijak pada pepatah tidak ada gading yang tidak retak dan tidak ada final dalam menuntut ilmu kecuali ajal sudah menjemput. Guna untuk menyempurnakan makalah yang sederhana ini diperlukan saran, kritik, pendapat untuk menyempurnakannya.






BAB II
PENGERTIAN, MANFAAT  PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM PENDIDIKAN
A.       Pengertian Perencanaan Pendidikan
Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal oleh hampir setiap orang. Kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan dan sebagainya. Definisi mengenai perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian selanjutnya tidak terjadi kesimpangsiuran. Definisi pada umumnya merupakan suatu pintu gerbang untuk memasuki pengertian-pengertian yang ada kaitannya dengan istilah yang dipakai, dalam hal ini perencanaan. Namun hingga saat ini belum didefinisikan secara resmi dan hingga kini perencanaan itu sendiri belum merupakan suatu disiplin ilmu sendiri.
Supaya diperoleh suatu komitmen atau kesepakatan, sehingga kesimpangsiuran atau kesalahpahaman dapat dihindarkan, langkah awal yang ditempuh adalah mengemukakan pengertian perencanaan pendidikan. Upaya untuk dimaksud itu dilakukan dengan mengemukakan beberapa batasan atau definisi.
      Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman diatas, maka perencanaan mengadung enam pokok pikiran yakni :
1.      Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.      Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3.      Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha,
4.      Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternative yang mungkin ditempuh.
5.      Pemilaihan altenatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efesiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6.      Altenatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoaman dalam mengambil keputusan apabila akan dilaksanakan.
Berikut akan dikemukakan pendapat Banghart dan Albert Trull. Mereka tidak memberikan batasan perencanaan pendidikan secara eksklusif, melainkan mangatakan bahwa dalam rangka mengerti makna perencanaan pendidikan dapat dilahar dari 3 dimensi, yakni karekteristik prencanaan pendidikan berusaha menggambarkan sifat-sifat aktivitas perencanaan pendidikan. Bicara tentang dimensi perencanaan  pendidikan, berkenaan dengan luas dan cakupan aktivitas perencanaan yang mungkin dalam system pendidikan. Pembicaraan tentang kendala-kendala berkaitan dengan adanya beberapa faktor pembatas atau penghalang. Merupakan karekteristik perencanaan pendidikan adalah :
a.       Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang.
b.      Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi yang masuk mengharapkan demikian.
c.       Perencanaan terdiri dari beberapa ktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengarahan.
d.      Perencanaan pendidikan berkaiatan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam memanajemennya.[3]
Bicara tentang dimensi perencanaan pendidikan yakni berkaitan dengan cangkupan dan sifat-sifat dari beberapa karekteristik yang ditemukan dalam perencanaan pendidikan. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni :
1.      Signifikasi. Tingkat signifikasi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang diajukan. Dalam mencapai tujuan itu, mengambil keputusan perlu mempunyai garis pembimbing yang jelas dan mengajukan criteria evaluasi sekali keputusan telah diambil dan tujuan telah ditentukan, setiap pengamat pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan, dan signifikasi dapat ditentukan berdasarkan kreteria-kreteria yang dibangun sesame proses perencanaan.
2.      Feasibilitas. Maksudnya perlu dipertimbangkan feasibilitas perencanaan pendidikan. Salah satu faktor penentu adalah otoritas political yang memadai, sebab dengan itu feabisibilas teknik dan estimasi biaya serta aspek-aspek lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan yang realistic.
3.      Relevansi. Konsep ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pendidikan memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara opimal.
4.      Kepastian atau definitiveness. Diakui bahwa tidak semua hal-hal yang sifatnya kebutulan dapat dimasukan dalam perencanaan pendidikan, namun perlu diupayakan agar sebanyak mungkin hal-hal tersebut dimasukan dalam pertimbangan. Penggunaan teknik atau metode simulasi sangat menolong mengantipasi hal-hal tersebut. Konsep kepastian menimbulkan atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5.      Ketelitian atau parsimoniusness. Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pendidikan disusun dalam bentuk sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitive kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen. Dalam penerapan prinsip ini berarti diperlukan waktu yang lebih banyak dalam menggali beberapa alternative, sehingga perencanaan dan mengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternative mana yang paling efisien.
6.      Adaptabilitas. Diakui bahwa perencanaan pendidikan bersifat dinamik, sehingga perlu senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik atau balikan. Kalau perencanaan pendidikan sudah lengkap, penyimpangan-penyimpangan sedah semakin berkurang dan aktivitas-aktivitas spesifik dapat ditentukan. Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pendidikan yang fleksibel atau adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7.      Waktu. Faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam memperediksi masa depan, juga validasi dan realibilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8.      Monitoring atau pemantauan. Termasuk di dalamnya adalah mengembangkan kreteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif. Ukurannya dibangun untuk selama pelaksanan pendidikan, namun perlu diberi pertimbangan tentang toleransi terbatas atas penyimpangan perencanaan. Menjamin agar pelaksanaan dapat mulus, perlu dikembangkan suatu prosedur yang memungkinkan perencanaan pendidikan menentukan alasan-alasan mengadakan variasi dalam perencanaan.
9.      Isi perencanaan. Dimensi terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan pendidikan yang terbaik perlu memuat :
a.       Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan
b.      Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c.       Tenaga manusia, yakni mencangkup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d.      Bangunan fisik mencangkup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lain.
e.       Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
f.       Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi dan pengawasan program dan akotivitas kependidikan yang direncanakan.
g.      Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pendidikan.
    Batasan lain yang dikemukakan adalah pendapat Philip Commbs. Beliau mengatakan dalam arti yang luas, perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis   sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya.[4]
    Definisi-definisi diatas masih perlu disempurnakan untuk dapat menyatakan secara jelas dan tegas apakah sebenarnya perencanaan pendidikan itu, khususnya untuk pendidikan dinegara kita ini. Penyempurnaannya mungkin dapat dilakukan dengan mengawinkan dua definisi terakhir yaitu definisi yang dikemukakan oleh C.E Beeby dan definisi berikutnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan belum merumuskan satu definisi, namun kita sudah melaksanakan perencanaan pendidikan secara sungguh-sungguh sejak tahun 1968. Dalam kenyataan perencanaan pendidikan diindonesia tidak jauh berbeda dengan perencanaan Bappennas. (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dan mencangkup ketiga unsure pokok seperti yang sudah disebutkan diatas. Perencanaan pendidikan diindonesia merupakan suatu proses penyusunan alternative kebijakan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang sosial ekonomi, sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara meyeluruh terhadap pendidikan nasional. Definisi ini memperlihatkan suatu tanggung jawab pendidikan yang besar sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa.[5]

 

 

B.     Manfaat atau Faedah Perencanaan Pendidikan

Perecanaan pendidikan sebelum melakukan pembelajaran di kelas sangat penting dilakukan. Oleh karena itu, hendaknya perencanaan pendidikan disusun atau direncanakan dengan baik dan matang sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Manfaat yang didapat dari perencanaan pendidikan yang baik antara lain:
·                     Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan
·                     Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
·                     Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun murid
·                     Sebagai alat ukur keefektifan suatu proses pembelajaran sehingga setiap saat dapat diketahui ketepatan dan kelambanan kerja
·                     Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
·                     untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya
Perencanaan pendidikan mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran tercapai misalnya :
a.                   Persiapan sebelum mengajar
b.                  Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
c.                   Tingkat intelegensi siswa
d.                  Materi pelajaran yang akan disampaikan

Faedah dari perencanaan perencanaan antara lain :
1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pendidikan menjadi baik dan efektif.
Yang dimaksud disini adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.
2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang baik.
Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus. Oleh karena itu timbul pertanyaan, pertanyaannya adalah Bagaimana cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan ?

Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai dari pertanyaan tadi yakni :
1.                  Persiapan terhadap situasi
Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel  faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.
2.                  Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi
Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki dan Pr) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada siswa tsb.
3.                  Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa harus dimiliki seorang guru mencakup antara lain : Pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat- alat evaluasi.
4.                  Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan
Yang dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan pendidikan perlu di persiapkan.
5.                  Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai
a.                   metode ceramah
b.                  metode tanya jawab dan diskusi
6.                  Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga
Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
7.                  Persiapan dalam jenis teknik evaluasi
Tujuan evaluasi : sampai sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang saudara terapkan.


C.    Penyusunan Program Pendidikan
Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan dasar  Sembilan tahun dan SMU, bahwa dalam penyusunan program pendidikan perlu diperhatikan komponen-komponen penting berikut ini :
1.      Penguasaan materi pelajaran
2.      Analisis hasil materi pelajaran
3.      Program tahunan dan program caturwulan
4.      Program satuan pelajaran/persiapan mengajar
5.      Rencana pendidikan.















BAB III
KESIMPULAN

Perencanaan pendidikan merupakan penentu akan tujuan pendidikan yang akam dicapai. Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan dasar  Sembilan tahun dan SMU, bahwa dalam penyusunan program pendidikan perlu diperhatikan komponen-komponen penting berikut ini :
1.      Penguasaan materi pelajaran
2.      Analisis hasil materi pelajaran
3.      Program tahunan dan program caturwulan
4.      Program satuan pelajaran/persiapan mengajar
5.      Rencana pendidikan.
Kelima komponen tersebut merupakan perangkat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang harus dibuat oleh setiap guru sebelum mengajar. Sehingga diperoleh hasil yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan.








 DAFTAR PUSTAKA

-          Harjanto, (2008), Perencanaan Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
-          Coombs Philip. H (1982), Apakah Perencanaan Pendidikan Itu (terj), Jakarta : Bhatara Karya Akasara
-          Usman Moh. Uzer (1995), Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
-       Enoch Jusuf (1992), Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
-       Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan tinggi,Materi Dasar Pendidikan Akta Mengajar V. Buku II B Perencanaan Pendidikan, 1983/1986
-       Warnet / internet ( diantaranya Http: fitribarokah01.tripod.com/karya.htm dan sebagainya ).



No comments:

Post a Comment