MAKALAH
MANFAAT PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN
PENYUSUNAN PROGRAM PENDIDIKAN
BAGI GURU
BAB
I
PENDAHULUAN
Kita berbicara mengenai
pengertian, manfaat Perencanaan dan Penyusunan Program Pendidikan dalam rangka
mempermudah dalam menjalankan atau mengemban tugas guru itu sendiri. Hal ini
berguna yakni agar tidak terjadi kekacauan dalam masalah menjalankan tugasnya
sebagai guru. Rencana atau perencanaan adalah suatu pedoman untuk dilaksanakan
dimasa yang akan datang agar tercipta sesuatu yang optimal atau sesuai dengan
apa yang diinginkan tentunya hal ini tidak lepas dari penyusunan program pendidikan
yang baik dan tentunya tidak lepas dari kompetensi atau kemampuan dari seorang
guru. Kemampuan atau kompetensi guru harus memperlihatkan prilaku yang
memungkinkan mereka yang menjalankan tugas profesional dengan cara yang paling
diingini, tidak sekedar menjalankan kegiatan pendidikan bersifat rutinitas.
Guru melaksanakan tugas tidak untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk
kepentingan Negara yaitu mendidik anak bangsa. Guru melaksanakan tugas mendidik
dan mengajar, tidak karena takut kepada pimpinan atau atasannya secara
birokratis, tetapi karena kesadaran mengemban jabatan profesional guru atas
dasar kemampuan atau kompetensi yang dimilikinya.
Oleh karena itu, guna mendapatkan pemahaman yang benar tentang masalah ini
sehingga kami ingin membahasnya secara mendalam melalui makalah yang sederhana
ini. Dengan judul Manfaat
Perencanaan Pendidikan dan Penyusunan Program Pendidikan Bagi Guru. Dengan makalah yang sederhana ini mudah-mudahan
bermanfaat untuk kita semua dalam rangka untuk pehaman yang benar mengenai hal
ini. Berpijak pada pepatah tidak ada gading yang tidak retak dan tidak ada
final dalam menuntut ilmu kecuali ajal sudah menjemput. Guna untuk
menyempurnakan makalah yang sederhana ini diperlukan saran, kritik, pendapat
untuk menyempurnakannya.
BAB
II
PENGERTIAN,
MANFAAT PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM PENDIDIKAN
A. Pengertian Perencanaan Pendidikan
Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal oleh hampir
setiap orang. Kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan dan
sebagainya. Definisi mengenai perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian
selanjutnya tidak terjadi kesimpangsiuran. Definisi pada umumnya merupakan
suatu pintu gerbang untuk memasuki pengertian-pengertian yang ada kaitannya
dengan istilah yang dipakai, dalam hal ini perencanaan. Namun hingga saat ini
belum didefinisikan secara resmi dan hingga kini perencanaan itu sendiri belum
merupakan suatu disiplin ilmu sendiri.
Supaya diperoleh suatu komitmen atau kesepakatan,
sehingga kesimpangsiuran atau kesalahpahaman dapat dihindarkan, langkah awal
yang ditempuh adalah mengemukakan pengertian perencanaan pendidikan. Upaya
untuk dimaksud itu dilakukan dengan mengemukakan beberapa batasan atau
definisi.
Dengan demikian,
perencanaan berkaitan dengan menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan
mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk
menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang
diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman
diatas, maka perencanaan mengadung enam pokok pikiran yakni :
1. Perencanaan melibatkan proses
penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu
kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat
kesenjangannya.
3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu
dilakukan usaha-usaha,
4. Usaha yang dilakukan untuk menutup
kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternative yang mungkin
ditempuh.
5. Pemilaihan altenatif yang paling baik,
dalam arti mempunyai efektifitas dan efesiensi yang paling tinggi perlu
dilakukan.
6. Altenatif yang dipilih harus diperinci
sehingga dapat menjadi pedoaman dalam mengambil keputusan apabila akan
dilaksanakan.
Berikut akan dikemukakan pendapat Banghart dan Albert
Trull. Mereka tidak memberikan batasan perencanaan pendidikan secara eksklusif,
melainkan mangatakan bahwa dalam rangka mengerti makna perencanaan pendidikan
dapat dilahar dari 3 dimensi, yakni karekteristik prencanaan pendidikan
berusaha menggambarkan sifat-sifat aktivitas perencanaan pendidikan. Bicara
tentang dimensi perencanaan pendidikan, berkenaan dengan luas dan cakupan
aktivitas perencanaan yang mungkin dalam system pendidikan. Pembicaraan tentang
kendala-kendala berkaitan dengan adanya beberapa faktor pembatas atau
penghalang. Merupakan karekteristik perencanaan pendidikan adalah :
a. Merupakan proses rasional, sebab
berkaitan dengan tujuan sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak
orang.
b. Merupakan konsep dinamik, sehingga
dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi yang masuk mengharapkan demikian.
c. Perencanaan terdiri dari beberapa
ktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat dikategorikan menjadi
prosedur-prosedur dan pengarahan.
d. Perencanaan pendidikan berkaiatan
dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu mengurangi pemborosan,
duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam memanajemennya.[3]
Bicara tentang dimensi perencanaan pendidikan yakni
berkaitan dengan cangkupan dan sifat-sifat dari beberapa karekteristik yang
ditemukan dalam perencanaan pendidikan. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi
itu memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien,
yakni :
1. Signifikasi. Tingkat
signifikasi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang
diajukan. Dalam mencapai tujuan itu, mengambil keputusan perlu mempunyai garis
pembimbing yang jelas dan mengajukan criteria evaluasi sekali keputusan telah
diambil dan tujuan telah ditentukan, setiap pengamat pendidikan dapat
mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan, dan signifikasi dapat ditentukan
berdasarkan kreteria-kreteria yang dibangun sesame proses perencanaan.
2. Feasibilitas. Maksudnya perlu
dipertimbangkan feasibilitas perencanaan pendidikan. Salah satu faktor penentu
adalah otoritas political yang memadai, sebab dengan itu feabisibilas teknik
dan estimasi biaya serta aspek-aspek lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan
yang realistic.
3. Relevansi. Konsep ini berkaitan dengan jaminan
bahwa perencanaan pendidikan memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih
spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara
opimal.
4. Kepastian atau definitiveness.
Diakui bahwa tidak semua hal-hal yang sifatnya kebutulan dapat dimasukan dalam
perencanaan pendidikan, namun perlu diupayakan agar sebanyak mungkin hal-hal
tersebut dimasukan dalam pertimbangan. Penggunaan teknik atau metode simulasi
sangat menolong mengantipasi hal-hal tersebut. Konsep kepastian menimbulkan
atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5. Ketelitian atau parsimoniusness.
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pendidikan disusun
dalam bentuk sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitive kaitan-kaitan
yang pasti terjadi antara berbagai komponen. Dalam penerapan prinsip ini
berarti diperlukan waktu yang lebih banyak dalam menggali beberapa alternative,
sehingga perencanaan dan mengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternative
mana yang paling efisien.
6. Adaptabilitas. Diakui bahwa
perencanaan pendidikan bersifat dinamik, sehingga perlu senantiasa mencari
informasi sebagai umpan balik atau balikan. Kalau perencanaan pendidikan sudah
lengkap, penyimpangan-penyimpangan sedah semakin berkurang dan
aktivitas-aktivitas spesifik dapat ditentukan. Penggunaan berbagai proses
memungkinkan perencanaan pendidikan yang fleksibel atau adaptable dapat
dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7. Waktu. Faktor-faktor yang
berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam
memperediksi masa depan, juga validasi dan realibilitas analisis yang dipakai,
serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitannya dengan
masa mendatang.
8. Monitoring atau pemantauan.
Termasuk di dalamnya adalah mengembangkan kreteria untuk menjamin bahwa
berbagai komponen bekerja secara efektif. Ukurannya dibangun untuk selama
pelaksanan pendidikan, namun perlu diberi pertimbangan tentang toleransi
terbatas atas penyimpangan perencanaan. Menjamin agar pelaksanaan dapat mulus,
perlu dikembangkan suatu prosedur yang memungkinkan perencanaan pendidikan
menentukan alasan-alasan mengadakan variasi dalam perencanaan.
9. Isi perencanaan. Dimensi
terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan pendidikan yang
terbaik perlu memuat :
a. Tujuan atau apa yang diinginkan
sebagai hasil proses pendidikan
b. Program dan layanan, atau bagaimana
cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia, yakni mencangkup
cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun
kepuasan mereka.
d. Bangunan fisik mencangkup tentang
cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lain.
e. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran
dan rencana penerimaan.
f. Struktur organisasi, maksudnya
bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi dan pengawasan program dan
akotivitas kependidikan yang direncanakan.
g. Konteks sosial atau elemen-elemen
lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pendidikan.
Batasan lain yang dikemukakan adalah
pendapat Philip Commbs. Beliau mengatakan dalam arti yang luas, perencanaan pendidikan
adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis
proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan lebih efektif dan
efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya.[4]
Definisi-definisi diatas masih perlu
disempurnakan untuk dapat menyatakan secara jelas dan tegas apakah sebenarnya
perencanaan pendidikan itu, khususnya untuk pendidikan dinegara kita ini.
Penyempurnaannya mungkin dapat dilakukan dengan mengawinkan dua definisi
terakhir yaitu definisi yang dikemukakan oleh C.E Beeby dan definisi
berikutnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan belum merumuskan satu
definisi, namun kita sudah melaksanakan perencanaan pendidikan secara
sungguh-sungguh sejak tahun 1968. Dalam kenyataan perencanaan pendidikan
diindonesia tidak jauh berbeda dengan perencanaan Bappennas. (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional) dan mencangkup ketiga unsure pokok seperti yang sudah
disebutkan diatas. Perencanaan pendidikan diindonesia merupakan suatu proses
penyusunan alternative kebijakan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam
rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang sosial ekonomi, sosial
budaya dan kebutuhan pembangunan secara meyeluruh terhadap pendidikan nasional.
Definisi ini memperlihatkan suatu tanggung jawab pendidikan yang besar sebagai
bagian integral dari pembangunan bangsa.[5]
B. Manfaat atau Faedah Perencanaan Pendidikan
Perecanaan pendidikan sebelum melakukan pembelajaran di
kelas sangat penting dilakukan. Oleh karena itu, hendaknya perencanaan pendidikan
disusun atau direncanakan dengan baik dan matang sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Manfaat yang didapat dari perencanaan pendidikan yang
baik antara lain:
·
Sebagai petunjuk arah
kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan
·
Sebagai pola dasar dalam
mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran
·
Sebagai pedoman kerja
bagi setiap unsur, baik guru maupun murid
·
Sebagai alat ukur
keefektifan suatu proses pembelajaran sehingga setiap saat dapat diketahui
ketepatan dan kelambanan kerja
·
Untuk bahan penyusunan
data agar terjadi keseimbangan kerja
·
untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya
Perencanaan
pendidikan mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran
tercapai misalnya :
a.
Persiapan sebelum mengajar
b.
Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan
kendaraan umum
c.
Tingkat intelegensi
siswa
d.
Materi pelajaran yang
akan disampaikan
Faedah
dari perencanaan perencanaan antara lain :
1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pendidikan
menjadi baik dan efektif.
Yang dimaksud disini adalah maka seorang guru bisa
memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi
situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.
2. Karena perencanaan maka
seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang baik.
Yang di maksud adalah guru membuat
persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari
hasil belajar yang terus menerus. Oleh karena itu timbul pertanyaan,
pertanyaannya adalah Bagaimana
cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam
setiap kali membuat perencanaan ?
Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai
dari pertanyaan tadi yakni :
1.
Persiapan terhadap
situasi
Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain.
Dan situasi umum harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas
tersebut dengan pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap
variabel faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.
2.
Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi
Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui
keadaan siswa tsb atau dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas
mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa
tsb ( laki- laki dan Pr) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan
pengetahuan serta khusus dari pada siswa tsb.
3.
Persiapan dalam tujuan
umum pembelajaran
Yang
menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa harus
dimiliki seorang guru mencakup antara lain : Pengetahuan, kecakapan,
keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat-
alat evaluasi.
4.
Persiapan tentang bahan
pelajaran yang akan diajarkan
Yang
dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada
siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang
harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan pendidikan perlu di
persiapkan.
5.
Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai
a.
metode ceramah
b.
metode tanya jawab dan diskusi
6.
Persiapan dalam
penggunaan alat- alat peraga
Misal
: kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam
belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi
komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
7.
Persiapan dalam jenis
teknik evaluasi
Tujuan
evaluasi : sampai sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang saudara
terapkan.
C. Penyusunan
Program Pendidikan
Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan
dasar Sembilan tahun dan SMU, bahwa dalam penyusunan program pendidikan
perlu diperhatikan komponen-komponen penting berikut ini :
1. Penguasaan materi pelajaran
2. Analisis hasil materi pelajaran
3. Program tahunan dan program caturwulan
4. Program satuan pelajaran/persiapan
mengajar
5. Rencana pendidikan.
BAB
III
KESIMPULAN
Perencanaan pendidikan merupakan penentu akan tujuan
pendidikan yang akam dicapai. Perencanaan merupakan suatu proses untuk
menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang
diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan
dasar Sembilan tahun dan SMU, bahwa dalam penyusunan program pendidikan
perlu diperhatikan komponen-komponen penting berikut ini :
1. Penguasaan materi pelajaran
2. Analisis hasil materi pelajaran
3. Program tahunan dan program caturwulan
4. Program satuan pelajaran/persiapan
mengajar
5. Rencana pendidikan.
Kelima komponen tersebut merupakan perangkat dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang harus dibuat oleh setiap guru sebelum
mengajar. Sehingga diperoleh hasil yang optimal atau sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
- Harjanto, (2008), Perencanaan Pendidikan, Jakarta
: Rineka Cipta
- Coombs Philip. H (1982), Apakah Perencanaan Pendidikan Itu
(terj), Jakarta : Bhatara
Karya Akasara
- Usman Moh. Uzer (1995), Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
- Enoch Jusuf (1992), Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan,
Jakarta : Bumi Aksara
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Perguruan tinggi,Materi Dasar Pendidikan Akta Mengajar V.
Buku II B Perencanaan Pendidikan, 1983/1986
- Warnet / internet ( diantaranya Http:
fitribarokah01.tripod.com/karya.htm dan
sebagainya ).
No comments:
Post a Comment